Rabu, 02 Mei 2012

Softskill Bahasa Indonesia

Satu Pohon Sejuta Manfaat

"Satu pohon memiliki sejuta manfaat bagi kelangsungan hidup berbagai makhluk hidup. Namun, beberapa tahun belakangan ini, pesatnya pembangunan menyebabkan banyak pohon ditebang dan dikorbankan. Hilangnya satu pohon telah memutus mata rantai kehidupan. Beberapa jenis hewan berkurang jumlahnya dan hampir punah karena habitat mereka rusak. Pohon ditebang menyebabkan panas bumi meningkat, jumlah pasokan oksigen semakin berkurang dan tingkat polusi udara cenderung meningkat. Demikian pula jumlah pasokan air dalam tanah semakin berkurang sehingga mengakibatkan masyarakat kesulitan memperoleh air bersih. Gundulnya hutan menyebabkan abrasi, longsor hingga banjir bandang.
Itulah sebabnya, sejak tahun 2000-an timbul kesadaran masyarakat akan pentingnya pohon untuk kelestarian dan keseimbangan alam demi kelangsungan hidup berbagai makhluk hidup. Berbagai gerakan konservasi hutan mulai digalakkan. Di kota-kota besar yang sedang bergiat melakukan pembangunan pun turut disibukkan oleh gerakan tanam pohon yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dengan memperhatikan luasan ruang terbuka hijau dan menyisakan lahannya untuk menanam sejumlah pohon.
H.Wahidin Halim, walikota kota Tangerang, salah satunya yang sejak awal 2008 sudah melaksanakan gerakan penanaman pohon di seluruh titik kota Tangerang. Gerakan ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) yang dikomandani oleh Departemen Kehutanan. Bahkan, terdapat keharusan bagi setiap perusahaan skala besar hingga kecil di kota Tangerang untuk menyumbang pohon sebanyak 1.000 pohon setiap tahunnya. Namun, karena kurangnya ruang terbuka hijau yang memenuhi syarat sesuai undang-undang tentang tata ruang kota serta belum bersinerginya seluruh komponen masyarakat yang ada, maka kegiatan ini pun tidak dapat berjalan secara maksimal.
Kota Tangerang yang berpenduduk sebanyak 1.407.084 jiwa hanya memiliki ruang terbuka hijau seluas 278 ha. Padahal idealnya, 1.000.000 penduduk yang menghasilkan sekitar 4,5 juta liter limbah per hari membutuhkan ruang terbuka hijau (RTH) seluas 552 ha yang keseluruhannya ditanami pepohonan. Saat ini, ruang terbuka hijau terluas bagi Tangerang hanya berada di kawasan Bandara internasional Soekarno-Hatta. Kemudian diikuti ruang terbuka hijau yang ada di kawasan perumahan Moderland, Banjar Wijaya dan Taman Royale.
Oleh karena itu, agar penyediaan ruang terbuka hijau dapat terus berjalan seiring dengan program tanam pohon di kota Tangerang, pengelola kawasan Tangerang City berinisiatif memotori program ini. Lokasi penanaman pohon akan difokuskan di ruang terbuka hijau milik Tangerang City seluas + 2 ha dari total wilayah seluas 10 ha. Ruang terbuka hijau Tangerang City ini merupakan konservasi hutan kota yang disulap menjadi ruang terbuka hijau yang lebih apik, indah dan menyatu dengan konsep kawasan Tangerang City. Pengelola kawasan Tangerang City berharap ruang terbuka hijau ini dapat menjadi contoh nyata bagi para pengusaha di kota Tangerang agar menyisihkan sebagian lahannya saat melakukan pembangunan untuk penghijauan yang sangat bermanfaat bagi banyak orang. Tentunya juga bermanfaat untuk kelestarian alam yang berdampak positif terhadap kelangsungan hidup seluruh makhluk hidup. Inisiasi tanam pohon ini akan dilanjutkan di lokasi-lokasi yang menjadi area publik milik Pemda, lahan fasos dan fasum milik PemKot yang tersebar di lokasi-lokasi perumahan, serta ruang terbuka hijau yang dimiliki oleh pabrik, mal, rumah sakit, sekolah dan lainnya. Tentunya, dengan melibatkan para pemangku kepentingan di instansi-instasi tersebut.
Pengelola Tangerang City memfasilitasi gerakan tanam pohon ini dengan mengawalinya pada tanggal 24 April 2010 bertepatan dengan hari bumi. Program tanam pohon ini akan dilaksanakan secara berkesimbungan setiap bulan dengan menanam 1.000 pohon. Jika program ini berjalan lancar, maka dalam setahun akan terdapat 10.000 pohon baru di kota Tangerang yang dipersembahkan oleh Pengelola Tangerang City."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar